BAB
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia
mupakan sala satu Negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi. Di Indonesia dengan daerahnya
yang cukup luas, banyak terdapat berbagai macam jenis serangga. Sala satu jenis
serangga yang memiliki keindahan eksotis yang cukup tinggi dan banyak ditemukan
bahkan disebagian daerah suda ada penangkarannya adalah kupu-kupu. Diberbagai
daerah di Indonesia dapat ditemukan berbagai macam kupu-kupu.
Kupu-kupu merupakan
komponen biotik yang mudah
dikenali dalam ekosistem,
karena mereka terlihat
menarik baik dari
bentuk dan macam
warna. Peran ekologi
kupu-kupu dalam ekosistem tidak hanya sebagai herbivora
semata, tetapi juga
sebagai komponen yang
penting dalam penyerbukan. Kupu-kupu merupakan
bagian dari keanekaragaman
hayati yang harus
dijaga kelestariannya dari kepunahan
maupun penurunan keanekaragaman jenisnya.
Penyebaran jenis
kupu-kupu dibatasi oleh factor-faktor geologi dan ekologi yang cocok, sehingga
terjadi perbedaan keragaman
jenis kupu-kupu. Perbedaan
ini disebabkan adanya
perbedaa iklim, musim, ketinggian
tempat, serta jenis makanannya.
Setiap kupu-kupu akan hidup sesuai dengan ketersediaan makanannya dan tempanya
untuk bernatamorfosis. Kupu-kupu biasanya bermetamorfosis pada tempat yang
sesuai atau mirip dengan warna tubuhnya.
Di Sulawesi Tenggara merupakan sala satu
daerah yang baik untuk dijadikan sebagai tempat penangkaran kupu-kupu. Sala satunya adalah di hutan kota
UHO (Universitas Halu Oleo). Kami memilih daerah ini karena hutan kota UHO ini
belum pernah dijadikan sebagai tempat penangkaran kupu-kupu meskipun memiliki kesuburan tanah
yang baik untuk pembentukan habitat baru bagi kupu-kupu. Sehingga kami membuat
makalah ini untuk membahas tentang cara penangkaran kupu-kupu di hutan kota UHO dan cara
pembentukan habitat baru bagi sala satu jenis (spesies) kupu-kupu.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah bagaimana cara penangkaran kupu-kupu jeruk (Papilio demoleus) di hutan
kota UHO serta bagaimana cara pembentukan atau pembuatan habitatnya.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
memberikan pengetahuan kepada penulis dan pembaca tentang cara penangkaran
kupu-kupu jeruk (Papilio demoleus) di
hutan kota UHO.
2. Untuk
memberikan pengetahuan kepada penulis dan pembaca tentang cara pembentukan
habitat baru bagi kupu-kupu jeruk (Papilio
demoleus).
Manfaat yang diharapkan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berrikut :
1. Dapat
memberikan pengetahuan kepada penulis dan pembaca tentang cara penangkaran
kupu-kupu jeruk (Papilio demoleus) di
hutan kota UHO.
2. Dapat
memberikan pengetahuan kepada penulis dan pembaca tentang cara pembentukan
habitat baru bagi kupu-kupu jeruk (Papilio
demoleus).
BAB
II. PEMBAHASAN
2.1. Jenis Kupu Kupu Dan Habitatnya
Jenis
kupu kupu yang akan dijadikan penangkaran
di
hutan kota UHO adalah Papilio demoleus. Jenis kupu kupu ini diketahui banyak terdapat
disekitaran pohon jeruk (Citrus sp).
Dimana kupu kupu ini memanfaatkan daun muda jeruk sebagia pakan dari ulatnya
sebelum membentuk kepompong.
Gambar Papilio demoleus
Klasifikasi dari kupu kupu jeruk
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Insecta (Hexapoda)
Order
: Lepidoptera
Family
: Papilionidae
Genus
: Papilio
Species
: P. demoleus
Common Name : Lime Butterfly (Rashidy,
2016).
Kupu-kupu jeruk (Papilio demoleus) adalah sejenis
rama-rama dari suku Papilionidae. Dinamai demikian karena ulat kupu-kupu ini
biasanya hidup dan menjadi hama di pohon jeruk. Aneka namanya dalam bahasa
Inggris, di antaranya, Common Lime
Butterfly, Lemon Butterfly, Lime Swallowtail, Small Citrus Butterfly, Chequered
Swallowtail, Dingy Swallowtail, dan Citrus Swallowtail.
Kupu-kupu ini berukuran
sedang, dengan rentang sayap 80–100 mm. Sisi atas sayapnya dengan warna dasar
hitam dan dengan banyak bintik-bintik putih kekuningan, sebagian di antaranya
membentuk semacam pita tak beraturan melintang di sekitar punggung. Di pinggir
dalam sebelah depan sayap belakang terdapat bintik tornal merah bertepikan
warna biru.
Kupu-kupu
jeruk termasuk salah satu jenis kupu-kupu yang sangat umum dan agresif;
barangkali merupakan spesies kupu-kupu yang paling tersebar luas di dunia.
Kupu-kupu ini menyebar luas dari Semenanjung Arabia di barat, ke timur melintasi
Afganistan, India, Nepal, hingga ke Asia
Tenggara, Cina selatan, Jepang, Kepulauan Nusantara, Australia, Hawaii, serta
kepulauan Pasifik lainnya. Di Indonesia tercatat dari Sumatra, Sula, Talaud,
Flores, Alor, Sumba, dan Papua. Sebelumnya tidak dijumpai di Pulau Kalimantan,
akan tetapi sekarang umum terlihat di Sabah, Sarawak, Brunei, dan di beberapa
tempat di Kalimantan Indonesia.
Habitat
kupu-kupu Papilio demoleus biasa
ditemukan di savana, tanah yang belum
ditanami dan kebun. Kupu-kupu Papilio
demoleus mempunyai kebiasaan
yang unik, yaitu kupu-kupu ini
mempunyai metode penerbangan.
Pada pagi hari
yang dingin, penerbangan
kupu-kupu ini lambat
karena pada saat itu
kupu-kupu Papilio demoleus tidak
mempunyai perlindungan berupa
kamuflase diantara dedaunan
dan lumpur atau daun kering. Pada
siang hari, kupu -kupu Papilio demoleus terbang dengan cepat seperti lalat dan kupu
–kupu Papilio demoleus ini
biasa ditemukan ditempat-tempat yang lembab
dan terus bergerak
diarea tersebut. Pada
waktu istirahat kupu-kupu
Papilio demoleus
ini akan menutup sayapnya.
2.2.
Daur Hidup Kupu Kupu Jeruk (Papilio
demoleus)
Kupu-kupu jeruk dapat
beradaptasi dengan berbagai habitat yang berlainan. Ia dapat ditemukan di
sabana, lahan bera, kebun, hutan, serta khususnya menyukai aliran air dan
sungai. Kupu-kupu ini gemar mengunjungi bunga-bunga yang bermekaran, lebih pada
semak-semak kecil daripada pohon yang tinggi. Terbangnya cepat dengan banyak
kepakan sayap, terutama jika matahari mulai meninggi. Pada pagi hari
kadang-kadang ia terlihat berjemur dengan sayap terbentang. Ada kalanya pula
kupu-kupu ini dalam jumlah banyak mengunjungi kubangan lumpur.
Daur hidup kupu-kupu
jeruk dimulai dengan telurnya, yang dilekatkan di atas sehelai daun. Telur
setinggi 1,5 mm itu berwarna kekuningan ketika baru diletakkan, menjadi
kemerahan di ujung atasnya ketika hendak menetas. Telur ini kemudian menetas menjadi ulat, yang berganti
kulit dalam setiap tahapannya (instar) hingga lima kali. Terakhir, anak
kupu-kupu ini menjalani hidup sebagai kepompong kurang lebih 1-3 minggu sebelum
pada akhirnya keluar dan terbang sebagai kupu-kupu dewasa
. Data
yang dikumpulkan pada penangkaran kupu-kupu di Riyadh, menghasilkan informasi Papilio demoleus sebagai berikut :
a. Banyaknya
generasi pertahun: 8
b. Lamanya
tahap telur: 3,1 - 6,1 hari
c. Lamanya
tahap ulat: 12,9 - 22,7 hari
d. Lamanya
tahap kepompong: 8,0 - 22,4 hari
e. Lamanya
tahap dewasa: 4 - 6 hari, dengan rata-rata umur 5,1 hari.
Banyaknya
generasi yang dilahirkan pertahun bergantung pada temperatur; di sekitar
khatulistiwa kupu-kupu ini dapat berbiak hingga sembilan generasi, sementara di
iklim sedang di Cina tercatat hanya lima generasi. Rata-rata setiap generasi Papilio demoleus di alam berkisar antara 26 hingga 59 hari
(Wikipedia, 2014).
2.3.
Penangkaran Kupu Kupu Papilio demoleus di Hutan Kota UHO
Jenis kupu-kupu Papilio demoleus sudah banyak ditenukan diberbagai daerah lain di
Indonesia. Namun belum ada yang menyatakan bahwa kupu kupu ini sudah ditemukan
di Sulawesi Tenggara. Sala satu cara untuk memastikan keberadaan kupu-kupu
jenis Papilio demoleus ini di Sulawesi Tenggara adalah dengan
mengadakan penangkaran di hutan kota UHO.
Penangkaran merupakan
sala satu cara untuk melestarikan atau memastikan keberadaan suatu spesies tertentu disuatu wilayah tertentu. Penangkaran biasanya dilakukan pada
hewan-hewan yang susah dijinakan dan memiliki salah satu nilai, baik itu nilai
ekonomis maupun nilai estetika (keindahan). Penangkaran biasanya dilakukan
dengan menirukan suatu habitat hewan dengan habitat aslinya dia alam.
Di Kalimantan sudah
banyak ditemukan kupu kupu jenis Papilio
demoleus , maka tidak menutup kemungkinan jenis kupu kupu jenis Papilio demoleus dapat berkembang di Sulawesi Tenggara
khususnya di hutan kota UHO. Kondisi wilayah di daerah Kalimantan tidak jauh
berbeda dengan kondisi wilayah didaerah sulawesi sehingga tidak menutup
kemungkinan jenis kupu kupu Papilio
demoleus dapat berkembang di hutan
kota UHO jika menirukan habitat aslinya.
Penangkaran
kupu kupu Papilio demoleus di hutan kota UHO dapat dilakukan dengan
cara membuat habitat baru sebagai tempat perkembangbiakan kupu kupu jenis Papilio demoleus . Yaitu dengan cara
penanaman pohon jeruk disekitaran hutan kota UHO, karena kupu kupu jenis Papilio demoleus dapat hidup dan berkembang biak pada pohon
jeruk (Citrus sp.).
Gambar
kepompong Papilio demoleus pada daun muda jeruk
Daun
dari jeruk dapat dimanfaatkan sebagi
pakan larva dari kupu kupu. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Tambaru (2015)
bahwa Jeruk berhabitus pohon, daun dimanfaatkan
sebagai pakan larva kupu-kupu dari
jenis Papilio gigon, Papilio
polytes, papilio memnon
Linn, Papilio ascalapus,
Graphium agamemnon, Papilio
demoleus, Horaga syrinx
maenala. Hasil penelitian
ditemukan, bahwa bagian
yang dikonsumsi oleh larva kupu-kupu adalah daun muda.
Gambar
ulat kupu kupu jeruk
BAB
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan
diatas adalah sebagai berikut :
1. Penangkaran
kupu kupu jenis Papilio demoleus di hutan kota UHO dapat
dilakukan dengan cara pembentukan habitat yang menirukan habitat dari Papilio
demoleus.
2. Pembentukan
habitat kupu kupu jenis Papilio demoleus di hutan kota UHO dapat
dilakukan dengan cara penanaman pohon jeruk (Citrus sp.) disekitar hutan kota UHO.
3.2. Saran
Saran kami sebagai pembuat makalah
ini adalah sebaiknya untuk memastikan bahkan mengadakan kupu kupu jenis Papilio
demoleus di hutan kota UHO maka harus dilakukan pembentukan habitat
bagi kupu kupu jenis ini.
DAFTAR
PUSTKA
Anonym.
2009. The Lime Butterfly Papilio demoleus. http://taxo4254.wikispaces.com/Papilio+demoleus+malayanus. diakses
pada tanggal 07 maret 2016.
Rashidy,
Erwin A. 2016. Lime Butterfly (Papilio
demoleus ). http://
insectcircle.blogspot.co.id/2016/01/arthropoda-insecta-hexapoda-papilio-p.html.
diakses pada tanggal 07 maret 2016.
Tambaru,
Elis. 2015. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Pakan Larva Kupu-Kupu Di Kawasan Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung Maros. Universitas Hasanuddin Makassar. Jurnal
Alam dan Lingkungan , Vol.6 (11) Maret 2015.
bagus
BalasHapusterima kasih
BalasHapus